“Aku pengen banget masuk UI.”
Dari dulu hingga sekarang, kalau ditanya tentang kampus impian, aku akan menjawabnya dengan kalimat yang di atas itu. Iya, aku ambis banget untuk masuk UI. Apa-apa harus UI. Sampai sudah planning mau ikut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) apa, bahkan setiap tahunnya sudah direncanakan mau ikut organisasi apa aja. Sampai beli custom notebook yang desainnya UI banget.
Kelas dua SMA sudah ngomong ke orang tua kalau aku berencana untuk kuliah di UI. Orang tuaku setuju. Awalnya. 🙂
Semakin berjalannya waktu hingga awal semester dua kelas tiga SMA, orang tuaku masih fine saja dengan impianku kuliah di UI. Sampai ketika pengumuman SBMPTN, Simak UI, dan UM UNAIR bermunculan satu per satu.
Orang tuaku nggak setuju jika aku mengambil yang di UI. Alasannya? Pertama, jauh dari orang tua. Ya Allah, padahal sebelumnya hal ini nggak pernah diungkit. Bahkan bapakku dulu sangat mendukungku untuk kuliah di UI. Lagipula, jarak antara UI dan tempat kerja bapak tergolong dekat.
Kedua, karena aku diterima di jurusan sastra belanda. Mindset sastra=guru sulit dihilangkan dari pikiran orang tuaku. Aku sudah berusaha meyakinkan beliau, tapi hasilnya? Nihil.
Oleh karena itu, mau nggak mau aku harus mengambil yang di UNAIR jurusan Psikologi. Awalnya memang masih nggak terima. Mesti selalu berandai-andai, “Kalau aku ngambil yang di UI pasti sudah……” blablabla. Impian yang dari SMA aku bangun harus roboh begitu saja.
Akan tetapi, selama perjalanan kuliah di Psikologi UNAIR mulai tahun 2015 hingga sekarang, aku baru sadar.
Jika aku tetap egois mengejar impian dan mengabaikan ridho orang tua, apakah aku tetap menjadi Aisya yang sekarang?
Mikir juga, kalau seumpama aku tetap memilih UI, apakah aku akan berkembang seperti sekarang? Apakah aku selama ini berkembang di UNAIR karena ridho orang tua juga ikut serta membantu dalam proses ini?
Dari curhatanku di atas dapat disimpulkan bahwa impian belum tentu bisa jadi kenyataan. Jika terdapat dua pilihan: pilih gapai impian atau mementingkan ridho orang tua, pilihlah sesuatu yang di-ridho-i orang tua kalian. Percayalah, ridho orang tua ridho Allah juga. Walaupun awalnya kamu nggak sreg dengan pilihan itu, pasti suatu saat kamu akan menemukan manfaat dan maknanya.
#Day29
#30DWC
#Jilid9
#Squad1